Sejarah Kesultanan Berau

Sejarah Kesultanan Berau


Sejarah Kesultanan Berau
Keraton Kesultanan Berau, foto:beraukab.go.id

Kesultanan Berau adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri diwilayah kabupaten Berau sekarang. Sejak abad ke-13, wilayah Berau telah memiliki pemukiman yang disebut Banua yang dipimpin oleh seorang kepala adat. Kepala adat bertindak sebagai kepala suku sekaligus pemimpin pemerintahan serta adat dan agama.

Pada abad ke-14, semua banua yang berada di wilayah ini sepakat untuk bersatu di bawah pimpinan seorang raja. Kerajaan ini pertama kali di perintah oleh Baddit Dipattung dengann gelar Aji Raden Suryanata Kesuma. Pusat pemerinatahannya berada di Sungai Lati.

Aji Raden Surayanata Kesuma, dikenal sebagai seorang raja yang bijaksana dalam menjalankan pemerintahannya selama 32 tahun sekiatar tahun 1400 hingga 1432 adapula yang menyatakan dari tahun 1377 hingga 1426. Di bawah pemerintahannya, Baddit Dipattung berhasil membawa rakyatnya sejahtera serta menyatukan beberapa wilayah pemukiman, diantaranya Banua Merancang, Banua Pantai, Banua Kuran, Banua Rantau Buyut, dan Banua Rantau Sewakung. Pada keturunan ke-13, kesultanan Berau terpisah menjadi dua, yaitu kesultanan Gunung Tabur dan dan Kesultanan Sambaliung. Pecahnya kerajaan Berau juga ditandai dengan masuknya ajaran Islam melalui peran seorang ulama bernama Imam Sambuayan dengan pusat penyebarannya di sekitar Sukan (Desa Sukan).

Pada perkembangan selanjutnya, yaitu pada tahun 1960, kesultanan Gunung Tabur dan Kesultanan Sambaliung secara resmi dihapuskan pemerintah Indonesia. Dua kesultanan yang merupakan pecahan dari  Kesultanan Berau tersebut menjadi bagian Kabupaten Berau. Sultanan Muhammad Aminuddin, Sultab terakhir pada Kesultanan Sambaliung kemudian menjadi kepala Daerah yag juga selaku Bupati pertma di Kabupaten Berau. Kabupetan Berau meruspakan salah satudaerah tingkat II di Provinsi Kalimantan Timur.

No comments:

Post a Comment

x
Ikuti kami di Facebook