https://i.postimg.cc/G2xYw4vC/nirleka.jpg
Pengertian Praakasara, Nirleka dan Prasejarah
Praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Praaksara terdiri dari dua kata yakni "pra" yang berarti belum dan "aksara" yang berarti tulisan.
Selain itu praaksara sering juga disebut Nirleka, yang maknanya juga sama yakni "nir" yang berarti tanpa dan "leka" yang berarti "tulisan".
Kondisi kehidupan yang demikian dalam ilmu sejarah disebut dengan PRASEJARAH atau dalam bahasa latinnya disebut "prai historia", hal tersebut terus berlanjut sampai ditemukan catatan sejarah dan aksara.
Wikipedia
https://i.postimg.cc/3wDnStvV/periodeisasi.jpg
Periodeisasi Praaksara Menurut Arkeologi
Seperti gambar di atas periodeisasi masa prakasara berdasarkan peninggalan arkeologi dapat dibagi menjadi:
1. Zaman Batu yaitu a. Paleolitikum, b. Mesolitikum, c. Neolitikum, d. Neolitikum, d. Megalitikum. 2. Zaman Logam yaitu a. Tembaga, b. Perunggu, dan c. Besi. Pada zaman megalitikum bentuk peninggalanya berupa 1. Menhir, 2. Dolmen, 3. Sarkopagus, 4. Waruga, 5. Punden Berundak, 6. Arca batu
Wikipedia
https://i.postimg.cc/VsTMyPC5/Pithecanthropus-Erectus.jpg
Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus Erectus adalah manusia kera berjalan tegak, adapun ciri fisik pithecanthropus erectus yaitu: 1. Memiliki volume otak sekitar 900 cc, 2.Tinggi badan 165 sampai 180 cm, 3. Memiliki berat badan sekitar 80 kg sampai dengan 110 kg, 4. Bentuk wajahnya menyerupai kera, 5. Memiliki dagu yang kecil sedangkan bagian mulut menonjol, 6. Memakan tumbuh tumbuhan,7. Bagian ubun-ubun pendek, 8. Bagian belakang kepala menonjol, 9. Memiliki tonjolan dibagian kening dan melintang sepanjang 10. Memiliki tulang pipi yang menebal, 11. Memiliki postur tubuh tegap, 12. Memiliki gigi dan rahang yang kuat dan besar, 13. Mempunyai hidung yang tebal
Zona Penemuan
https://i.postimg.cc/2yPBnnDn/megantropus.jpg
Meaganthropus Paleojavanicus
Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia raksasa dari pulau jawa, adapun ciri-cirinya yaitu: 1. Memiliki tulang pipi yang tebal, 2. Memiliki otot kunyah yang kuat, 3. Memiliki tonjolan kening yang mencolok, 4. Memiliki tonjolan belakang yang tajam, 5. Tidak mempunyai dagu 6. Memiliki perawakan yang tegap, 7. Memakan jenis tumbuhan.
Zona Penemu
https://i.postimg.cc/4N9cs26P/Homo-Sapiens.jpg
Homo Sapien
1. Berjalan dan berdiri homo sapiens dengan tegak, 2. Memiliki volume otak 1650cc, 3. Memiliki muka datar dan lebar, 4. Akar hidung yang lebar, 5. Memiliki busur kening yang menonjol dan terlihat nyata, 6. Sedikit menonjol dibagian mulut, 7. Memiliki ciri ciri mirip seperti ras mongoloid dan ras austramelanosoid
Memiliki tinggi tubuh 1,30 m sampai 2,10 m, 8. Memiliki otak lebih berkembang daripada Meganthropus dan pithecanthropus, 9. Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah menyusut, 10. Memiliki dagu, 11. Otot dibagian tengkuk mengalami penyusutan.
Zona Penemu
https://i.postimg.cc/QxTznxZ0/Jenis-Kapak-Persegi.jpg
Kapak Persegi
Peninggalan Zaman Neolitikum yang pertama adalah kapak persegi. Kapak persegi ini sendiri terbentuk dari bahan dasar batu yang berbentuk persegi. Berbeda dengan jenis kapak yang berada pada zaman Mesolithikum dan Paleothikum, Kapak ini berfungsi sebagai alat cangkul dan pacul dalam bercocok tanam dan alat untuk memahat kayu. Bercocok tanam sendiri adalah salah satu cara mereka untuk bertahan hidup setiap hari. Kayu yang di pahat dan dipukul tersebut di gunakan untuk membuat baju, di ketahui jika pakaian pada zaman tersebut terbentuk dan terbuat dari serat kayu yang dipukul dan di pahat menggunakan kapak persegi ini. Kapak persegi banyak di temukan di wilayah Sumatera, Bali, Nusa tenggara, Jawa dan sekitarnya.
Sejarah Lengkap
https://i.postimg.cc/bJwM6xqt/kapak-Lonjong.jpg
Kapak Lonjong
Kapak satu ini adalah kapak yang terbuat dari batuan nefrit yang di haluskan. Kapak ini tergolong dan menjadi salah satu ikon Zaman Neolitikum. Dari kehalusan dan tekstur dari kapak lonjong ini menunjukan kemajuan yang pesat zaman batu berada di zaman neolitikum. Kapak lonjong menjadi sangat modern pada masa itu dari pada kapak lainnya, Kapak genggam, dan lainnya. Kapak ini di sebut kapak lonjong sebab, bentuk dari kapak ini sendiri lonjong hampir ke arah oval.
Walaupun kapak lonjong memiliki kemiripan dengan kapak persegi, namun tetap memiliki perbedaan. Perbedaannya adalah pada kapak lonjong ada salah satu sisi bagian yang lebih meruncing dan tajam. Ketajaman ini membuat perbedaan pada kapak persegi gimana kapak persegi memiliki semua sisi yang sama rata, tidak ada bagian yang lebih lonjong. Kapak lonjong tidak hanya ditemukan di wilayah Indonesia saja, namun ada di temukan di luar negeri, antara lain; Filipina, Cina, Vietnam, dan negara asia lainnya.
Sejarah Lengkap
https://i.postimg.cc/Jhqvc6C8/pararam-kapak-primbas.jpg
Kapak Perimbas
kapak perimbas adalah kapak yang tidak memiliki tangkai dan penggunaannya dengan cara menggenggamnya langsung dengan tangan. Kapak Perimbas juga disebut juga chopper atau kapak penetak.
Sesuai dengan namanya, Kapak perimbas berfungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan juga dijadikan sebagai senjata. Kapak perimbas ini ditemukan di daerah Gombong (Jawa Tengah), Kapak Sumatra selatan (lahat), Sukabumi (Jawa Barat), dan Goa Choukoutieen (Beijing). Alat ini juga banyak ditemukan di daerah Pacitan (Jawa Timur) sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut kebudayan Pacitan.
Pararam
https://i.postimg.cc/bv84nXML/wacana-co-kapak-genggam.jpg
Kapak Genggam
Kapak genggam adalah merupakan bagian dari Kapak Perimbas, sering digunakan untuk berburu serta untuk mengumpulkan makanan. Bentuk Kapak genggam adalah agak panjang dan meruncing.
Tajamannya kapak ini dibuat melalui penyerpihan terjal pada permukaan atas menuju pinggiran batu. Kulit batu yang masih melekat hanya disisakan pada pangkal alatnya yang dijadikan sebagai tempat pegangan. Dapat dikatakan juga kalau kapak genggam ini adalah bentuk kapak perimbas yang lebih ‘modern’.
Pararam
https://i.postimg.cc/3NQL90YQ/1-menhir.jpg
Menhir
Menhir adalah tugu atau batu yang tegak, yang sengaja di tempatkan di suatu tempat untuk memperingati orang yang sudah meninggal. Batu tegak ini berupa media penghormatan dan sekaligus lambang bagi orang-orang yang sudah meninggal tersebut.Menhir adalah batu yang serupa dengan dolmen dan cromlech, merupakan batuan dari periode Neolitikum yang umum ditemukan di Perancis, Inggris, Irlandia, Spanyol dan Italia. Batu-batu ini dinamakan juga megalith (batu besar) dikarenakan ukurannya. Mega dalam bahasa Yunani artinya besar dan lith berarti batu. Para arkeolog mempercayai bahwa situs ini digunakan untuk tujuan religius dan memiliki makna simbolis sebagai sarana penyembahan arwah nenek moyang.
Usaha321
https://i.postimg.cc/sXrSNYQm/4-dolmen.jpg
Dolmen
Dolmen merupakan bangunan megalithik yang memiliki banyak bentuk dan fungsi, sebagai pelinggih roh atau tempat sesaji pada saat upacara. Dolmen biasanya di letakan di tempat-tempat yang dianggap keramat, atau di tempat pelaksanaan upacara yang ada hubungannya dengan pemujaan kepada roh leluhur.
Dolmen adalah sebuah meja yang terbuat dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu.
Usaha321
https://i.postimg.cc/X7J5m7JR/2-sarkofagus.jpg
Sarkopagus
Sejenis kubur batu tetapi memiliki tutup di atasnya, biasanya antara wadah dan tutup berukuran sama. Pada dinding muka sarkofagus biasanya diberi ukiran manusia atau binatang yang dianggap memiliki kekuatan magis.
Sarkofagus sering disimpan di atas tanah oleh karena itu sarkofagus seringkali diukir, dihias dan dibuat dengan teliti. Beberapa dibuat untuk dapat berdiri sendiri, sebagai bagian dari sebuah makam atau beberapa makam sementara beberapa yang lain dimaksudkan untuk disimpan di ruang bawah tanah. Di Mesir kuno, sarkofagus merupakan lapisan perlindungan bagi mumi keluarga kerajaan dan kadang-kadang dipahat dengan alabaster
Usaha321
https://i.postimg.cc/rsTJ56N8/6-berundak.jpg
Punden Berundak
Punden berundak merupakan bangunan yang di susun secara bertingkat-tingkat yang di maksudkan untuk melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang, bangunan ini kemudian menjadi konsep dasar bangunan candi pada masa hindu-buddha. Struktur dasar punden berundak ditemukan pada situs-situs purbakala dari periode kebudayaan Megalit-Neolitikum pra-Hindu-Buddha masyarakat Austronesia, meskipun ternyata juga dipakai pada bangunan-bangunan dari periode selanjutnya, bahkan sampai periode Islam masuk di Nusantara. Persebarannya tercatat di kawasan Nusantara sampai Polinesia, meskipun di kawasan Polinesia tidak selalu berupa undakan, dalam struktur yang dikenal sebagai marae oleh orang Maori. Masuknya agama-agama dari luar sempat melunturkan praktik pembuatan punden berundak pada beberapa tempat di Nusantara, tetapi terdapat petunjuk adanya adopsi unsur asli ini pada bangunan-bangunan dari periode sejarah berikutnya, seperti terlihat pada Candi Borobudur, Candi Ceto, dan Kompleks Pemakaman Raja-raja Mataram di Imogiri.
Usaha321
https://i.postimg.cc/TP8WKV9x/7-waruga.jpg
Waruga
Waruga adalah kubur batu yang tidak memiliki tutup, waruga banyak ditemukan di situs Gilimanuk, Bali.
Waruga adalah kubur atau makam leluhur orang Minahasa yang terbuat dari batu dan terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan rumah dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian tengahnya ada ruang.
Usaha321
No comments:
Post a Comment